Minggu, 15 September 2013

Batik Priangan-2



II.Motif Batik Merak Ngibing
Merak Ngibing atau yang disebut juga dengan “The Dancing Peacock” merupakan motif kain ciri khas batik Priangan yang terindah yang berasal dari beberapa daerah di wilayah Priangan.Adanya pengaruh Hindu dan pengaruh dari daerah Indramayu dapat ditemukan pada motif ini. Motif kain batik ini menggambarkan dua ekor burung merak yang indah sedang berhadap-hadapan sembari mengembangkan bulu ekornya yang berwarna-warni seperti sedang menari. Tingkat kesulitan dalam motif Merak Ngibing menjadi salah satu faktor penghambat dalam proses pembuatan, yang menyebabkan tradisi membatik motif batik Merak Ngibing bisa dikatakan menuju ambang kepunahan. Secara umum fungsi pakai pada motif batik Merak Ngibing biasanya untuk perayaan acara kebudayaan, acara formal, upacara adat (pernikahan).Konsep penggambaran komposisi ragam hias pada batik Merak Ngibing melambangkan keelokan akan bentang ulama tataran bumi Priangan. Konsep tersebut lebih bersifat simbolik dan mengandung makna filosofis yang mendalam pada batik tersebut. Perlambangan fauna merak dengan keindahan warna-warni yang dimiliki oleh hewan tersebut tergambarkan dalam motif batik Merak Ngibing.

II.1Makna Filosofis Motif Batik Merak Ngibing
Merak Ngibing atau yang disebut juga dengan “The Dancing Peacock”merupakan motif kain ciri khas batik Priangan yang terindah. Motif pada kain batik Merak Ngibing menggambarkan dua ekor burung merak yang indah sedang berhadap-hadapan sembari mengembangkan bulu ekornya yang berwarna-warni seperti sedang menari. Burung merak itu sendiri merupakan hewan unggas yang hidup di hutan yang memiliki bentuk dan warna yang sangatindah. Keindahan itu terpancar dari ekor burung merakjantanyang sangat eksotik dan elok akan warnanya.Dalam agama Hindu, burung merak dipandang sebagaiwahana dewa perang yakni dewa "Skanda" atau "Kartikeya". Makna filosofis lainnya dari burung merak yakni sebagai lambang dari dunia atas, yang melambangkan kesucian dan kebahagiaan. Seperti ulasan akan makna Priangan, yang berarti "warga kahyangan" atau "tempat para dewa" yang berasal dari kata "parahyangan".Merak melambangkan keindahan alam priangan yg hijau dgn aneka flora dan faunanya.Ngibing melambangkan adat dan budaya masyarakat priangan yg rukun, damai dan juga kegembiraan.
Motif ini menggambarkanadat budaya dan alam priangan baik alamnya maupun masyarakatnya. Penggambaran motif burung merak pada batik Merak Ngibing ialah sebagai representasi dan perlambangan akan ke elokan bumi Priangan. Hal tersebut ingin disampaikan oleh pembatik yang membuatnya dengan tujuan agar manusia dapat menjaga keindahan alam yang dimiliki oleh bumi Priangan.Serta merta menjaga keseimbangan antara kedudukan Sang Pencipta, alam, danmanusia.
II.2Merak Ngibing Garut
Garut ialah salah satu daerah Priangan yang letaknya sekitar 40 km dari kota
Bandung dan berada di daerah dengan ketinggian 700 -750 meter di atas permukaan air laut menjadikan Garut sebagai daerah berlembah dan beriklim sejuk. Berdasarkan topologi, Garutterbagi menjadi dua wilayah pemerintahanGarut Utara yang terdiri atas dataran tinggi dengan persawahan yang luas. Garut Selatan yang terdiri dari dataran miring dan dialiri sungai
pada zaman kolonial Belanda “Swiss Van Java”, Garut memiliki kerajinan tangan
-sungai yang mengalir menuju Samudera Hindia.Keuntungan akan posisi geografis Garut yang sangat strategis sebagai daerah pemasok berbagai kebutuhan pemerintah kota Bandung dan penduduknya. Garut tidak hanya terkenal karena pemandangan yang elok saja, tetapi juga terkenal karena hasil alam, pertanian, dan peternakan serta juga berbagai macam panganan yang dihasilkan seperti dodol Garut. Selain terkenal akan julukan yang diberikanyang terkenal seperti; Batik Tulis Garutan, kerajinan kulit, kerajinan bambu, dan
kerajinan batu permata serta masih banyak lagi yang belum tereksplorasi.Dalam perkembangan dan penyebaran Batik Tulis Garutan, terjadi proses saling mempengaruhi di antara batik tersebut dengan berbagai daerah disekitarnya, yang hasilnya terlihat dalam penggambaran motif yang mengandung makna simbolik, yang merupakan deskripsi dari berbagai bentuk yang berasal dari alam, flora, fauna, maupun aneka peristiwa.Adanya pengaruh Hindu dan pengaruh dari daerah Indramayu dapat ditemukan pada motif batik Merak Ngibing Garut. Motif kain batik ini menggambarkan dua ekor burung merak yang indah sedang berhadap-hadapan sembari mengembangkan bulu ekornya yang berwarna-warni seperti sedang menari. Konseppenggambaran komposisi ragam hias pada batik Merak Ngibing melambang
kan keelokan akan bentang ulama tataran bumi Priangan (Garut). Konsep tersebut lebih bersifat simbolik dan mengandung makna filosofis yang mendalam pada motif batik tersebut. Perlambangan fauna merak dengan keindahan warna-warni yang dimiliki oleh hewan tersebut tergambarkan dalam motif batik Merak Ngibing.Penggunaan warna pada motif batik Merak Ngibing tampil dengan warna khas daerah Garut yakni gumading, dengan komposisi yang cerah, segar, dan dinamis. Fungsi pakai pada motif batik Merak Ngibing biasanya untuk perayaan acara kebudayaan, acara formal, upacara adat (pernikahan). Ciri yang membedakan motif batik Merak Ngibing Garut dengan motif sejenis dari daerah lainnya terletak pada penggunaan warna,
isen-isen, dan juga papangkah bunga yang dibuat khusus pengrajin batik tulis Garutan dengan tujuan agar tidak mudah ditiru oleh daerah lainnya. Papangkah bunga merupakan variasi isen-isen yang terletak di pinggiran kain yang bermotifkan bunga teratai.
II.3 Merak Ngibing Tasikmalaya
Kota Tasikmalaya merupakan daerah Priangan lainnya yang tidak kalah
indah. Sang Mutiara dari Priangan Timur sebutan lain bagi kota ini berbatasan dengan Kabupaten Ciamis di sebelah utara, di sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia, dan di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Garut, serta sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Ciamis. Berdasarkan topologi, Tasikmalaya terletak di jalur perlintasan niaga antara Jawa Barat dan Jawa Tengah. Tidak heran hampir 70% perekonomian kota Tasikmalaya bahkan 40%
total atau sepertiga lebih dari pusat perekonomian Jawa Barat ditopang dari hasil niaga yang dilakukan masyarakatnya. Secara etimologis Tasikmalaya berasal dari kata Tasik dan Laya yang dalam bahasa Sunda berarti keusik ngalayah, atau pasir terhampar dimana-mana (Didit Pradito, 2010, h.40).Asumsi masyarakat akan Kota Tasikmalaya menjulukannya sebagai “Kota Seribu Pesantren” karena banyaknya pesantren berdiri disana khususnya di era sebelum 1980-an. Tasikmalaya tidak hanya terkenal karena perniagaannya saja, tetapi juga terkenal karena daerah wisatanya serta juga berbagai macam kuliner ciri khas daerah seperti Tutug Oncom. Tasikmalaya juga memiliki kerajinan tangan yang terkenal seperti Batik.Sentra batik di Tasikmalaya tersebar di Desa Sukapura (Kec. Sukaraja), Kec. Indihiang, Kec. Cipedes. Batik Tasikmalaya banyak mendapat pengaruh dari batik Keraton (Jawa Tengah), hal tersebut karena adanya adapt
asi budaya dari daerah pengrajin batik tersebut seperti kota Purwokerto dan Banyumas. Selain itu, batik Cirebon juga mempengaruhi dalam perkembangan batik di kota Tasikmalaya.Secara kasat mata motif batik Merak Ngibing Tasikmalaya hampir sama dengan motif batik Merak Ngibing Garut. Karena pada perkembangan batik tradisional Indonesia terjadinya adaptasi budaya dari daerah satu dengan daerah lainnya. Hal tersebut dapat terlihat dari penggambaran motif dan pewarnaan yang bisa dikatakan ada kesamaan.Akan tetapi motif batik Merak Ngibing Tasik
malaya memiliki ciri yang khas yang mempertahankan kebudayaan daerahnya sendiri yakni Tasikmalaya. Terlihat dari penggunaan warna dan juga ragam hias isen-isen yang terkandung pada motif batik Merak Ngibing Tasikmalaya.Penggunaan warna pada motif batik Merak Ngibing tampil dengan warna khas daerah Tasikmalaya yakni merah tua atau coklat tua yangdikenal dengan istilah kopi tutung, dengan komposisi yang cerah dan kontras. Fungsi pakai pada motif batik Merak Ngibing biasanya untuk perayaan acara kebudayaan, acara formal, upacara adat (pernikahan). Ciri yang membedakan motif batik Merak Ngibing Tasikmalaya dengan motif sejenis dari daerah lainnya terletak pada penggunaan warna dan isen-isen yang penuh pada setiap penghias motif nya
sumber http://elib.unikom.ac.id

 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar